Tafsir Surat Al-Ala (Bagian ke-3) dan Surat Ath-Thariq - Kitab Tafsir Al-Muyassar (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Ceramah agama Islam tentang tafsir Al-Qur’an Al-Karim oleh: Al-Ustadz Badrusalam, Lc.
NB: Mohon maaf, pada ceramah ini memang tidak ada sesi tanya-jawab.
[sc:status-tafsir-al-muyassar-ustadz-badrusalam-2013]
Al-Qur’an Al-Karim, Surat Al-A’la (87)
Berikut kami tampilkan beberapa ayat dari Surat Al-A’la dan Surat Ath-Thariq, di mana kedua surat Al-Qur’an Al-Karim inilah yang dibahas dalam kajian tafsir ini.
Surat Al-A’la (87): 1-19
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
… قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ ﴿١٤﴾ وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّىٰ ﴿١٥﴾ بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿١٦﴾ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ﴿١٧﴾ إِنَّ هَـٰذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَىٰ ﴿١٨﴾ صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ ﴿١٩﴾ – ﴿الأعلى : ١-١٩﴾
“… Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),(14) dan Dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.(15) Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.(16) sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.(17) Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu,(18) (yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa(19).” (QS Al-A’la [87]: 14-19)
Tafsir Surat Ath-Thariq dimulai dari menit dan detik ke-16:29.
Surat Ath-Thariq (86): 1-17
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الطَّارِقُ ﴿٢﴾ النَّجْمُ الثَّاقِبُ ﴿٣﴾ إِن كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ ﴿٤﴾ فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ مِمَّ خُلِقَ ﴿٥﴾ خُلِقَ مِن مَّاءٍ دَافِقٍ ﴿٦﴾ يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ ﴿٧﴾ إِنَّهُ عَلَىٰ رَجْعِهِ لَقَادِرٌ ﴿٨﴾ يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ ﴿٩﴾ فَمَا لَهُ مِن قُوَّةٍ وَلَا نَاصِرٍ ﴿١٠﴾ وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الرَّجْعِ ﴿١١﴾ وَالْأَرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِ ﴿١٢﴾ إِنَّهُ لَقَوْلٌ فَصْلٌ ﴿١٣﴾ … – ﴿الطارق : ١-١٣﴾
“Demi langit dan yang datang pada malam hari, (1) tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? (2) (yaitu) bintang yang cahayanya menembus, (3) tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya. (4) Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? (5) Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, (6) yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. (7) Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati). (8) Pada hari dinampakkan segala rahasia, (9) maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong. (10) Demi langit yang mengandung hujan (11) dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan, (12) sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil. (13) …” (QS Ath-Thariq [86]: 1-13)
Ringkasan Ceramah Agama Islam: Tafsir Surat Al-A’la (Bagian ke-3) dan Surat Ath-Thariq
Tafsir Surat Al-A’la
Allah Ta’ala berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ ﴿١٤﴾
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman).” (QS Al-A’la [87]: 14)
Artinya kata Ibnu Katsir:
طهر نفسه من الأخلاق الرذيلة ، وتابع ما أنزل الله على رسوله ، صلوات الله وسلامه عليه ،
“Menyucikan dirinya dari akhlak-akhlak yang tidak baik dan mengikuti apa yang Allah turunkan kepada RasulNya sholawatullah wasalamuhu ‘alaihi.”
Dan tentang makna ayat ini ada 2 pendapat, pendapat yang pertama adalah yang ini, (yaitu) yang disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir rahimahullah, yang artinya menyucikan diri dari perkara yang merusak hati. Pendapat yang kedua:
زكى ماله
“(Artinya menyucikan dirinya) dengan diinfaqkan.”
Yaitu dari kata zakat, yakni orang-orang yang mengeluarkan zakat hartanya.
Mari tuntaskan pelajaran Tafsir Surat Al-A’la yang telah dibahas secara bersambung ini, kemudian sekaligus Tafsir Surat Ath-Thariq dengan menyimak dan mendownload ceramah agama ini.
Download Kajian Tafsir Al-Qur’an: Tafsir Surat Al-A’la (Bagian ke-3) dan Surat Ath-Thariq
Podcast: Play in new window | Download
Silakan bagikan ceramah ini ke akun-akun media sosial kita, agar kaum Muslimin dapat semakin memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah, salah satunya melalui kajian Tafsir Al-Qur’an ini.